Kabupaten Buleleng tak hanya menawarkan wisata bersampan menikmati
lumba-lumba menari di pantai Lovina dan kehangatan matahari terbit di
tengah laut. Namun, di kabupaten di Bali Utara ini Anda juga bisa
menikmati tur yang menyenangkan.
Pasalnya Buleleng memiliki
tempat-tempat yang menarik dan unik dikunjungi. Berawal dari pintu masuk
Buleleng dari Bedugul, Tabanan, kita menikmati dua danau "kembar" yang
luas dan eksotik. Ya... disebut danau kembar karena lokasinya
berdampingan dipisahkan bukit kecil. Namun, nama danau itu berbeda,
yaitu Danau Tamblingan dan Danau Buyan.
Anda bisa menikmatinya
dengan beragam cara. Masuk menyusuri jalanan kecil menuju air Danau
Buyan dan Tamblingan sungguh asyik. Memandang air danau yang tenang dari
atas pun tak kalah menyenangkan.
Jika tak memiliki waktu luang
menyentuh air danaunya yang jernih dan dingin, bisa menikmatinya dari
sisi jalan raya yang berdekatan dengan tebing perbukitan sebagai dinding
danau.
Anda bisa memesan kopi di kedai yang berjajar di pinggir
jalan, duduk di kursi-kursi kayu unik di atas tebing. Lokasi yang tepat
untuk menikmati keindahan alam danau yang dikelilingi perbukitan sambil
menikmati segelas kopi hangat. Semilir angin yang kadang berembus
kencang memberikan sensasi saat berdiri di atas dak kayu yang tertancap
di atas tebing danau.
Kedua danau ini masih belum banyak terjamah
oleh gejolak pariwisata. Berbeda dengan dua danau terkenal lainnya,
yaitu Danau Batur, Bangli dan Danau Beratan, Tabanan. Tak ada aktivitas
wisata, seperti bersampan di tengah danau, jet ski, ataupun hilir mudik boat.
Air Terjun Kembar
Kalau Anda berwisata ke Buleleng, jangan lupa singgah menikmati air terjun di Desa Gitgit.
Kabupaten
Buleleng ditempuh tiga jam perjalanan dari Denpasar. Medan jalan yang
naik turun, berliku di perbukitan yang membelah Bali menjadi medan yang
berat bagi traveler pemula.
Justru inilah keunikan
Buleleng. Kondisi geografisnya yang berbukit serta pantai menawarkan
perjalanan tur yang berbeda dengan Kuta dan Ubud. Anda bisa menikmati
panorama alam yang masih asri dan tenang.
Jika sudah puas menikmati dua danau "kembar" Buyan dan Tamblingan yang masih perawan, Anda akan melalui jalan menurun berliku.
Di
tengah perjalanan, 30 menit dari puncak bukit, Anda bisa singgah
menikmati air terjun di Desa Gitgit. Ada tiga lokasi air terjun, yaitu
air terjun kembar (twin waterfall), air terjun bertingkat, dan air terjun Gitgit yang lebih tersohor.
Air terjun yang kini disukai traveler adalah twin waterfall. Menuju
air terjun, Anda akan menyusuri jalan setapak yang membelah semak.
Barisan pepohonan yang diramaikan kicauan burung dan gemerisik
dedaunannya sangat menenangkan. Berjalan kaki sekitar 15 menit terasa
tak melelahkan.
Empasan uap air dingin menerpa hingga menyegarkan
badan dan wajah. Air terjun yang jernih sangat nikmat untuk dicicipi.
Hmm... segar!
Puas di twin waterfall, Anda bisa memilih air terjun bertingkat atau air terjun Gitgit yang berjarak 10-15 menit dari air terjun kembar.
Suasana
berbeda ditawarkan wisata air terjun Gitgit. Wisata ini lebih maju
karena telah dikelola lebih lama oleh masyarakatnya. Jalan semen
menyisir hamparan sawah dan deretan pohon kelapa, pohon cengkeh yang
menebarkan aroma harum dan rindang berada di lembah di antara dua
perbukitan. Di kanan-kiri jalan berjajar toko seni yang menawarkan
suvenir khas Gitgit dan Buleleng.
Air terjun yang bersumber dari Danau Buyan dan Tamblingan ini sangat jernih dan menyegarkan. Empasannya menebarkan kesegaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar